Valisanbe merupakan obat yang bermanfaat buat kurangi kendala kecemasan sampai tidak bisa tidur. Isi valisanbe merupakan zat aktif diazepam yang tercantum kalangan obat benzodiazepine long-acting.
Obat valisanbe ada dalam wujud Injeksi serta tablet. Perbandingan sediaan ini dirumuskan buat mempermudah penderita yang susah menelan serta menutupi rasa yang tidak lezat pada obat.
Tidak hanya itu, valisanbe ada 2 kekuatan dosis yang berbeda, ialah valisanbe tablet 2 miligram serta 5 miligram. Perbandingan kekuatan dosis dimaksudkan buat membedakan tingkatan tujuan pengobatan ataupun rasa sakit yang dialami oleh penderita.
Manfaat Valisanbe
Obat valisanbe digunakan buat premedikasi ataupun pemeliharaan serta pemulihan anestesi dan buat membagikan dampak tenang dalam prosedur bedah serta kedokteran minor. Tidak hanya itu, khasiat valisanbe pula bisa dialami penderita dengan keadaan berikut:
- Kecemasan parah.
- Kejang otot.
- Sindrom penarikan alkohol.
- Tidak bisa tidur yang berhubungan dengan kecemasan.
Dosis serta Metode Pemanfaatan Valisanbe
Valisanbe tercantum ke dalam kalangan obat keras. Dosis serta metode pemakaian valisanbe ataupun diazepam wajib dikonsultasikan kepada dokter ataupun tenaga kedokteran handal.
Alasannya, dosis pemakaian pada tiap orang hendak berbeda-beda, bergantung dari berat ataupun tidaknya penyakit. Simpan valisanbe pada temperatur di dasar 30 derajat Celsius, di tempat kering serta sejuk.
Efek Samping dari Obat Valisanbe
Dampak samping dari pemakaian valisanbe yang bisa terjalin, di antara lain:
- Sedasi.
- Kantuk.
- Tremor.
- Keletihan.
- Sakit kepala.
- Vertigo.
- Kelemahan otot
- Kendala penglihatan.
- Halusinasi.
- Kendala tidur.
Tidak hanya itu, ada dampak samping valisanbe yang tidak sering terjalin, antara lain:
- Hipersensitivitas.
- Kelainan darah.
- Penyakit kuning.
Overdosis
Gejala
Indikasi overdosis yang bisa jadi ditunjukkan, ialah:
- Ataksia (kendala saraf).
- Mengantuk.
- Disartria (terhambatnya proses berdialog).
- Kelemahan otot.
- Tidur nyenyak.
- Hipotensi (tekanan darah rendah).
- Risau.
- Nistagmus (gerakan bola mata yang tidak terkontrol).
- Kebimbangan.
Pada permasalahan yang parah, overdosis valisanbe bisa menimbulkan ataksia, tekanan mental kardiorespirasi, koma, serta yang sangat tidak sering, kematian.
Penanganan
Penindakan pada permasalahan overdosis valisanbe cuma bisa dicoba oleh tenaga kedokteran handal dengan wujud penyembuhan suportif serta simptomatik.
Mulailah pemberian cairan intravena (lewat pembuluh darah), ventilasi yang adekuat, serta bilas jalur nafas. Tidak hanya itu, pemberian arang aktif bisa diberikan dalam waktu 1 jam sehabis mengkonsumsi.
Bila hipotensi terjalin, angkat kaki diatas tempat tidur serta bagikan cairan yang cocok:
- Agen α-adrenergik, semacam norepinefrin, bisa diberikan guna merendahkan resistensi vaskular sistemik.
- Flumazenil bisa digunakan buat pemulihan lengkap ataupun sebagian dari dampak sedatif, asalkan aksi yang dibutuhkan dalam penyembuhan suportif dini diresmikan.
Kontraindikasi
Pemakaian valisanbe hendaknya dihindari pada kondisi-kondisi berikut:
- Penderita yang hipersensitif terhadap diazepam.
- Pengidap psikosis (kendala mental) yang parah.
- Pengidap glaukoma sudut kecil kronis.
- Pengidap serbuan asma kronis.
- Pengidap myasthenia gravis (melemahnya otot badan akibat kendala pada saraf).
- Kehamilan trimester awal.
- Balita prematur ataupun neonatus.
Interaksi Obat
Pemakaian valisanbe ataupun diazepam dengan obat lain bisa membagikan interaksi obat. Sebagian obat yang dapat memunculkan interaksi dengan valisanbe merupakan amprenavir, ritonavir, tizanidine, baclofen, omeprazole, cimetidine, rifampisin, serta yang lain.
Golongan Kehamilan
Golongan D. Serta maksudnya, ada resiko pada janin atau kandungan manusia. Tidak hanya itu, walaupun manfaat daripada obat valisanbe pada bunda hamil bisa diterima, senantiasa saja terdapat resiko. Obat bisa diberikan dalam suasana yang beresiko, ataupun kala terdapat penyakit sungguh-sungguh di mana obat-obatan lain sama sekali tidak efisien.